Dalam pembuatan pakan, mikro-mineral, khususnya se- lenium, menjadi komponen yang jarang ditambahkan ke dalam formulasi pakan. Kandungan selenium dalam bahan baku sumber protein sering dianggap “yang penting ada” sehingga selenium jarang ditambahkan ke dalam formulasi. Padahal kandungan selenium pada bahan baku pakan nilainya sangat rendah jika dibandingkan dengan kebutuhan selenium untuk komoditas budidaya.
Berdasarkan beberapa referensi, kandungan total selenium pada beberapa bahan baku diantaranya; tepung ikan capelin 1.38 mg/kg, tepung ikan mackerel 6.17 mg/kg, soybean meal 0.42 mg/ kg, dan corn gluten meal 0.54 mg/kg. Nilai tersebut merupakan nilai total selenium dalam bahan baku.
Sedangkan untuk availabilitas selenium pada soybean meal dan corn gluten meal hanya sebesar 17.5 % dan 25 %. Padahal kandungan selenium pada pakan ternak, termasuk pakan ikan, yang dianjurkan oleh regulasi uni eropa yaitu maksimal 0.5 mg/kg pakan dengan kadar air 12 %. Namun dengan kondisi budidaya yang semakin intensif, stres oksidatif yang semakin meningkat, maka kebutuhan akan selenium juga lebih tinggi dari standar yang dianjurkan.
Pentingnya Selenium
Penggunaan bahan baku sumber protein berbasis nabati untuk menggantikan sebagian porsi tepung ikan dalam pembuatan pakan semakin disukai oleh para formulator. Hal ini karena harganya yang cukup murah, terlepas dari kekurangannya seperti tingginya kadar asam fitat dan rendahnya kandungan mikro mineral di dalamnya, terutama selenium.
Hal tersebut membuat kandungan selenium pada pakan berkurang drastis. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa nilai selenium pada bahan baku berbasis nabati termasuk rendah. Oleh karena itu, penting untuk menambahkan selenium dalam formulasi untuk memenuhi kebutuhan selenium dari komoditas budidaya mengingat selenium memiliki peranan yang krusial dalam proses metabolisme diantaranya sebagai antioksidan, komunikasi antar sel, metabolisme hormon tiroid, serta respon imun.
Selain itu, serangan radikal bebas dapat memberikan efek buruk terhadap kelangsungan hidup ikan. Milyaran radikal bebas diproduksi tubuh setiap harinya. Radikal bebas itu sendiri merupakan molekul, bisa juga atom, yang memiliki elektron tidak berpasangan sehingga menjadi reaktif dan menyebabkan reaksi hingga terjadi kerusakan pada anggota tubuh. Salah satu akibat pengaruh radikal bebas yang paling membahayakan yaitu kanker. Dengan menambahkan selenium ke dalam formulasi pakan dapat membantu meningkatkan Glutathione Peroxidase, Methionine Sulfoxide Reductase B, serta Superoxide Dismutase yang mampu menetralkan radikal bebas yang membahayakan tubuh. Dalam kondisi stres tinggi, diperlukan lebih banyak selenium untuk melawan stres oksidatif.
Suplemen Berbasis Selenium
Suplemen selenium yang beredar luas terbagi menjadi dua jenis yaitu inorganik dan organik. Contoh dari selenium inorganik yaitu selenate, selenide, dan selenite, sedangkan untuk selenium organik yaitu selenium yeast (Selecell). Selenite dan selenate merupakan bentuk inorganik dari selenium, biasanya berupa garam dengan dengan tingkat kelarutan yang tinggi, stabil, serta mudah didapatkan dengan harga yang relatif lebih murah.
Namun kekurangan jenis suplementasi selenium inorganik diantaranya tingkat availabilitas dan efektivitas yang rendah. Juga lebih intoleran terhadap kelebihan suplementasi Se pada pakan (sempitnya batasan antara level optimum dan toksik yang memperbesar peluang terjadinya keracunan selenium).
Adapun Selecell merupakan selenium organik dengan bentuk yang lebih mudah diterima oleh tubuh. Hal tersebut juga berkait- an dengan availabilitas yang tinggi, sehingga lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan selenium harian tubuh. Berbeda dengan selenium inorganik yang memberi efek negatif saat ada kelebihan suplai, Selecell lebih bisa ditoleransi ketika terjadi kelebihan suplai, sehingga relatif lebih aman untuk digunakan sebagai sumber selenium.
Penelitian Selenium Organik
Kajian terkait suplementasi selenium organik pada organisme budidaya telah banyak dilakukan. Salah satunya yaitu penambahan komponen Selecell dengan dosis 2 g, dan 4 g/kg pakan (total selenium 1.05 dan 1.42 mg/kg pakan). Suplementasi komponen Selecell dengan dosis 2 gram/kg pakan memberikan penambahan pertumbuhan 4.5 % lebih tinggi, sedangkan penambahan komponen Selecell 4 gram/kg pakan memberikan penambahan 23 % lebih tinggi daripada tanpa suplementasi Selecell.
Selain untuk pertumbuhan, suplementasi komponen Selecell juga dapat membantu dalam hal efisiensi pakan. Penambahan 2 gram komponen Selecell/kg pakan memberikan efisiensi 1.95 % lebih baik, sedangkan dengan penambahan 4 gram komponen Selecell/kg pakan memberikan efisiensi 20.5 % lebih baik dibanding tanpa suplementasi komponen Selecell.
Tentang Nutricell
PT Nutricell Pacific bersama dengan PT Aquacell Indo Pasifik sebagai penyedia solusi akuakultur yang inovatif dan produktif. Bekerjasama dengan berbagai perusahaan ternama dunia, Nutricell mendapatkan akses penelitian dan pengem- bangan nutrisi dan akuakultur dunia. Nutricell berkomitmen menghadirkan produk yang berkualitas dan berkesinambungan, artinya produk yang Nutricell hadirkan dapat memenuhi hara- pan konsumen. Produk Selecell merupakan produk terpercaya karena diproduksi dengan menganut gugus kendali mutu tertinggi berdasarkan prinsip HACCP yang berkesinambungan, yang be- rarti Aquacell ikut bertanggung jawab terhadap kelestarian bisnis, lingkungan dan manusia. Selecell terdaftar pada Kementrian Ke- lautan dan Perikanan dengan No. KKP RI NO. D 1908417 PBS.
[/spb_text_block]Share This to Your Platform!
Contact us
NUTRICELL Head Quarter
CIBIS NINE 12th Floor, Unit G1
Jl. TB Simatupang No. 2 JAKARTA 12560
INDONESIA
nutricell@nutricell.co.id
www.nutricell.co.id
Related Post
At Nutricell,
we believe in creating a better world through science and innovation,
for our customers, our partners, and the planet