PT Nutricell Pacific (Nutricell), salah satu perusahaan obat hewan nasio- nal terus menunjukkan kiprahnya di industri peternakan dan kesehatan hewan tanah air. Setelah mendapatkan ijin produksi pada 2015, Nutricell terus mengem- bangkan diri untuk menjadi pelaku industri obat hewan yang mampu memberikan kontri- busi terhadap tercukupinya kebutuhan protein bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, terus membangun jaringan bisnis guna menciptakan nilai tambah bagi pelaku industri di bidang ini. Nilai tambah ini juga yang membuat produk Nutricell mampu menem- bus pasar internasional.
Setelah pada 2019 berhasil melakukan ekspor perdana produk bahan baku obat hewan ke pasar Asia, Nutricell kembali melakukan ekspor di 2020. Tidak tanggung-tanggung, kali ini produk Nutricell mampu menembus pasar Eropa yaitu Jerman. Ada- pun produk yang diekspor adalah ekstrak tanaman sebanyak 5 ton dengan nilai mencapai 53.000 euro atau sekitar 917 juta rupiah. Dalam sambutannya saat peluncuran ekspor produk Nutricell ke Eropa di BSD (8/10), CEO Nutricell Suaedi Sunanto menyampaikan rasa syukurnya atas capaian Nutricell tahun ini. “Masih segar dalam ingatan, tahun lalu Nutricell juga melakukan ekspor ke Vietnam. Tentunya ini merupakan komitmen dari kami bahwa produk Indonesia mampu diterima di negara lain serta negara maju seperti Eropa. Artinya, produk yang kami buat memenuhi standar kualitas dunia,” klaim Suaedi.
Menurut Suaedi, hal ini tidak lepas dari komitmen manajemen Nutricell untuk meningkatkan kualitas produk yang tercipta dari nilai investasi yang cukup signifi- kan terutama untuk membangun fasilitas laboratorium, analisa serta manajemen data. “Sejak akhir 2019, Nutricell telah mendapatkan sertifikasi ISO-22000 sebagai bentuk komitmen Nutricell terha- dap keamanan pangan. Sehingga produk Nutricell bukan hanya memenuhi persyaratan mutu kualitas, namun juga unggul serta aman untuk manusia dan hewan ternak,” urainya.
Produk Lokal, Kualitas Internasional
Bukan hal mudah menembus pasar Eropa yang menerapkan standar tinggi dalam ke- amanan pangan. Menurut Chairman Nutricell, Rachmat Pambudi, Jerman adalah salah satu yang menerapkan standar tinggi terkait keamanan pangan. “Merupakan kebanggaan dan juga rasa syukur, saat hampir semua lini bisnis sedang menghadapi kesulitan, Nutricell mendapatkan peluang yang luar biasa. Hal ini hanya bisa terjadi karena rekan-rekan Nutri- cell bekerja keras, cerdas dan cermat. Dan hasilnya tercermin dalam ekspor bahan baku obat hewan, yang semula tidak kita duga akan menjadi sumber ekspor,” urainya.
Suaedi menambahkan, proses transfer teknologi maupun sharing ilmu dengan para mitra, supplier, principal maupun pemerintah turut menjadi faktor keberhasilan Nutricell dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Menurut Suaedi, produk obat he- wan dimanapun diseluruh dunia peraturannya relatif banyak sep- erti mulai dari efikasi, keamanan dan proses produksi yang tidak merusak lingkungan. Sehingga, aturan berlapis agak menyulitkan bagi pemain kecil. “Tapi bagi kami ini menjadi langkah awal yang bagus dengan menembus pasar Eropa, artinya produk yang kami hasilkan secara kualitas sudah cukup bagus dan dari sisi keamanan sesuai standar serta produk kami ramah lingkungan,” terangnya.
Walaupun menjadi pelu- ang bagi industri obat hewan, lanjut Suaedi, namun biasanya kontinuitas suplai menjadi hal yang krusial. “Oleh karena itu, kami memilih produk industrial berupa ekstrak tanaman untuk menciptakan nilai tambah dari industri tersebut dan dari sisi ketersediaan bahan baku lebih aman,” jelas Suaedi.
Sementara itu, Menteri Per- tanian RI Syahrul Yasin Limpo dalam sambutannya yang di- wakili oleh Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Fadjar Sumping Tjatur Rassa menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya kepada Nutricell yang telah berupaya mem- produksi produk yang dapat diterima di negara tujuan pada kondisi saat ini. Dijelaskan Mentan, berdasarkan data BPS, kinerja ekspor komoditas peter- nakan pada 2020 periode Janu- ari – Agustus mencapai 201.708 ton atau senilai Rp. 7,83 triliun. Dengan kata lain, volume ekspor meningkat sebesar 14,80 % dan nilai ekspor meningkat sebesar 18,65 %. Mentan juga menyampaikan harapannya agar hal ini dapat memotivasi bagi pelaku usaha lain untuk tetap berupaya melakukan percepatan ekspor komoditas peternakan lainnya dengan meningkatkan kualitas produk dan promosi ke negara lain.
Industri Obat Hewan, Masih Menjanjikan
Pandemi Covid 19 nyaris meruntuhkan hampir semua lini bisnis secara global. Tetapi menurut Suaedi, hal ini sekaligus membuka peluang ketika akhirnya mata dunia terbuka yang selama ini industri bahan baku obat hewan dan farmasi sangat tergantung pada Tiongkok, kini disadari jika itu tidak sehat. “Industri membutuhkan suplai alternatif dan kami melihat itu sebagai peluang dan kesempatan bagi semua pelaku industri obat hewan. Disini peran Nutricell bisa memberi- kan benchmark untuk industri peternakan maupun industri obat hewan bahwa industri ini sangat menjanjikan walau dalam keadaan apapun,” tegasnya.
Rachmat pun berharap agar Nutricell tidak berhenti sampai disini, tetapi percepatan harus dilipat gandakan. “Industri ini akan jadi masa depan, menjadi tulang punggung dan bisa memakmurkan kita semua. Bukan hanya generasi sekarang tapi juga anak cucu kita,” ucapnya kepada Direktur Kesehatan Hewan.
Menanggapi hal tersebut, Fadjar me- nyampaikan pihaknya siap bersinergi dan memberikan support agar industri obat hewan terus tumbuh. “Terkait proses-proses yang harus dilakukan mulai dari produksi, perijinan, rekomendasi dan hal lainnya sehingga bisa menjangkau pasar yang lebih luas dan siap bersaing di pasar internasional, kami siap support,” pungkasnya.
[/spb_text_block]Share This to Your Platform!
Contact us
NUTRICELL Head Quarter
CIBIS NINE 12th Floor, Unit G1
Jl. TB Simatupang No. 2 JAKARTA 12560
INDONESIA
nutricell@nutricell.co.id
www.nutricell.co.id
Related Post
At Nutricell,
we believe in creating a better world through science and innovation,
for our customers, our partners, and the planet