Mutu sebutir telur tidak hanya diten- tukan oleh kualitas bagian luarnya seperti bentuk, ukuran dan warna kerabang, tetapi juga oleh kualitas bagian dalam yang meliputi kekentalan putih telur, warna kuning telur dan ada atau tidaknya bintik darah pada putih atau kuning telur. Telur ayam komersial yang normal me- miliki ciri-ciri berwarna coklat terang dan mengkilap, kerabang telur tebal, memiliki berat sekitar 55 – 65 gram perbutir, putih telur kental dan di dalam kuning telur tidak terdapat bintik darah.
Setiap tahap dalam pembentukan telur akan berjalan sesuai rencana apabila ayam tidak terganggu. Apabila muncul gangguan, termasuk gangguan terhadap saluran telur, maka biasanya telur yang dihasilkan menjadi abnormal. Warna coklat pada telur ayam pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor genetik, yakni adanya zat warna porphyrins (porfirin yang mengikat logam Fe dikenal sebagai heme) di saluran reproduksi ayam. Jadi setiap jenis unggas telah ditentukan warna telurnya baik itu putih, biru maupun coklat. Namun demikian, dalam pemben- tukan warna kulit telur juga dipengaruhi oleh asupan nutrisi juga suplemen tertentu. Kondisi lingkungan dan penyakit juga turut Raymundus Genty Laras, S.Pt., M.Si. Nutrition Architect Manager PT. Nutricell Pacific Email : raymundus@nutricell.co.id Web : www.nutricell.co.id Nutricell Eggshell : Perlindungan Mutlak untuk Kerabang Telur Produk Nutricell Eggshell merupakan produk terpercaya karena diproduksi dengan menganut gugus kendali mutu tertinggi yaitu ISO, HACCP dan FAMI-QS berpengaruh terhadap optimal tidaknya pewarnaan kerabang telur.
Penyebab Pucatnya Warna Kerabang Telur
Beberapa hal yang turut andil sebagai penyebab kerabang telur pucat:
- Stres Ada begitu banyak jenis stres pada ayam; seperti stres panas, stres trans- portasi, stres pakan, stres kandang, stres kelembaban, stres suara, stres bau, dsb. Faktor stres menurut beberapa ahli menjadi salah satu faktor terbesar penyebab pucatnya warna kerabang. Ketika ayam stres, selain terjadi pe- ningkatan hormon stres seperti cortisol yang berdampak pada sistem ketahanan tubuh ternak, juga terjadi peningkatan hormon epinefrin yang menyebabkan mundurnya proses peneluran dan menghambat pembentukan jaringan kutikula pada lapisan kerabang telur sehingga proses pigmentasi kerabang juga ikut terhambat.
- Umur Ayam Fase fisiologis berperan dalam pewarnaan kerabang. Pada periode peralihan dari fase grower menuju layer dimana ayam masih dalam proses belajar bertelur (hen day < 5%), ada kecende- rungan ayam memproduksi telur dengan kerabang pucat atau putih. Hal ini dise- babkan oleh masih terbatasnya pigmen porphyrin sehingga proses pewarnaan kerabang tidak sempurna. Namun dalam jangka waktu yang relatif singkat, sel- sel epitel dinding uterus tersebut akan mulai meningkatkan produksi porphyrin seiring dengan semakin bertambahnya umur ayam. Saat ayam ada pada periode menjelang afkir (sudah berumur > 80 minggu) sel-sel epitel dinding uterusnya akan mengalami proses degeneratif yang berakibat pada penurunan produksi porphyrin yang secara langsung juga menurunkan warna kerabang telur. Selain itu, ukuran telur juga membesar yang berakibat pada bertambahnya luas permukaan kerabang sehingga warna kerabang juga secara alami menjadi lebih pucat.
- Penyakit Infeksius. Beberapa penyakit viral yakni IB (Infectious Bronchitis), ND (Newcastle Disease), EDS (Egg Drop Syndrome), Edisi 236 l Tahun XX l Mei 2019 81 TROBOSLIVESTOCK dan AI (Avian Influenza) menyerang saluran reproduksi sehingga jumlah produksi telur menurun, termasuk juga proses pewarnaan kerabang yang menjadi kurang maksimal. Kemudian penyakit tersebut juga menyerang sistem pernapasan, mengakibatkan proses alka- losis yang berdampak pada pemborosan mineral. Sehingga terjadi kekurangan deposisi porphyrin.
- Defisiensi Nutrisi. Vitamin dan mineral adalah suplemen mikronutrien, diberikan dalam bentuk premix. Vitamin adalah zat nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk membantu proses metabolisme, sebagai komponen enzim atau hormon serta pelindung fungsi jaringan atau sel. Sedangkan mineral diperlukan oleh tubuh sebagai komponen tubuh dan komponen enzim serta membantu keseimbangan ion tu- buh. Jumlah pemberian vitamin dan min- eral ditentukan dari besaran kebutuhan. Ada vitamin yang diberikan dalam jumlah besar dan ada yang diberikan dalam jumlah kecil (seperti biotin dan vitamin B12). Kebutuhan vitamin dan mineral bersifat dinamis, artinya pada kondisi tertentu ternak mempunyai kebutuhan vitamin dan mineral yang lebih tinggi, dibandingkan dengan kondisi lainnya. Misalnya pada kondisi puncak produksi, kebutuhan ayam petelur membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah yang lebih tinggi untuk menunjang produkti- vitasnya. Kebutuhan vitamin dan mineral juga akan meningkat pada kondisi stres dan serangan penyakit.
Dari sisi nutrisi, beberapa komponen pakan yang berkontribusi mencegah tim- bulnya warna kerabang telur yang pucat antara lain:
- Vitamin D3 dan HyD (Calcidiol). Vitamin D adalah zat nutrisi yang berperan dalam pengendalian mineral kalsium dan fosfor juga beberapa mineral lainnya (mangan, zat besi dan kalsium). Vitamin D juga berperan memobilisasi kalsium dari tulang dalam proses pembentukan kerabang telur. Calcidiol adalah molekul aktif vitamin D3 yang identik dengan molekul vi- tamin D3 dalam darah. Suplementasi HyD lebih efektif dibanding dengan molekul Vitamin D3 , karena calcidiol diserap tubuh melalui penyerapan pasif, serta calcidiol dapat langsung beredar dalam darah tanpa melalui aktivasi hati. Suplementasi calcidiol dapat menjaga level vitamin D dalam darah stabil dari waktu ke waktu.
- Butirat. Butirat adalah asam organik rantai pendek dan merupakan sumber energi untuk sel-sel dalam saluran pencernaan bagian bawah, termasuk pada ayam petelur. Suplementasi butirat berarti memberikan asupan sumber energi untuk kelangsungan sel-sel epitelium dalam saluran pencernaan. Disam- ping itu butirat juga berperan dalam keseimbangan osmosis. Dengan peran ganda tersebut, pemberian butirat mampu meningkatkan kesehatan sel- sel saluran pencernaan, dan dengan kondisi sel-sel pencernaan yang sehat maka penyerapan nutrisi juga akan maksimal akan terbentuk kekebalan lokal saluran pencernaan atas ancaman serangan penyakit.
- Mineral Organik. Mineral organik yaitu zat mineral yang berikatan (chelate) dengan molekul organik, yang umumnya adalah asam amino. Mineral organik mempunyai ikatan yang lebih kuat dibanding dengan garam biasa, se- hingga tidak mudah terionisasi dalam saluran pencernaan. Hal ini berdampak pada ketersediaan mineral organik yang lebih baik. Mineral adalah nu- trisi esensial untuk ayam petelur, yang berfungsi sebagai komponen enzim, hormon dan jaringan tubuh, termasuk komponen telur dan kerabang telur. Untuk menjaga agar mineral dapat berfungsi, mineral-mineral tersebut haruslah pada kondisi tersedia. Arti- nya mineral-mineral tersebut tersedia untuk dapat digunakan ayam apabila diperlukan. Mineral-mineral bisa saja dalam kondisi yang tidak tersedia, apabila mineral tersebut pada kondisi terikat dengan molekul lain (seperti asam fitat, karbohidrat kompleks dan sebagainya).
Sumber mineral dalam nutrisi unggas dapat dikategorikan menjadi sumber mineral organik dan mineral non-organik. Mineral non-organik di- berikan dalam bentuk garam sederhana, misalnya sumber zat besi digunakan iron-sulfat atau iron-carbonate, se- dangkan untuk sumber mangan bisa menggunakan mangandioksida, dan mangansulfat. Masing-masing bentuk mineral mempunyai karakteristik yang berbeda, yang menentukan nilai metabolisnya. Bentuk garam dari mineral non-organik membuat mineral tersebut akan terionisasi dalam saluran pencernaan, yang kemungkinan mineral tersebut berkompetisi satu sama lain dalam proses penyerapan oleh vili-vili usus (interelasi mineral) yang terjebak dalam ikatan karbohidrat kompleks. Apabila mineral tersebut berikatan dengan fitat dan karbohidrat kompleks, maka mineral tersebut tidak bisa digu- nakan oleh ayam. Sehingga suplemen- tasi mineral organik akan memberikan kepastian ketersediaan mineral dalam saluran pencernaan ayam.
Kalsium, mangan dan besi meme- gang peranan penting dalam pembentu- kan kerabang telur, hal ini dikarenakan kerabang telur tersusun atas matriks kalsium karbonat. Tidak semua matriks kalsium karbonat kerabang telur ber- asal dari kalsium pakan, ada beberapa matriks kalsium karbonat berasal dari tulang. Hal ini dikarenakan proses pembentukan kerabang telur memakan waktu sekitar 20 jam, dimana sebagian proses kalsifikasi terjadi pada kondisi ayam tidak mengkonsumsi pakan. Pada kondisi defisit kalsium, tubuh mengambil kalsium tulang, dan tulang akan kembali mendeposit kalsium pakan pada siang hari dimana kondisi suplai kalsium berlebih. Kondisi tersebut 82 Edisi 236 l Tahun XX l Mei 2019 TROBOSLIVESTOCK Gambar 1. Pengaruh Penggunaan Eggshell sejak umur 63 hingga 72 Minggu pada Performa Ternak Ayam Petelur Isa Brown Gambar 2. Hasil Pindai Telur Pasca Penggunaan Eggshell Gambar 3. Pengaruh Pemberian Eggshell pada Kualitas Kerabang Telur mensyaratkan ketersediaan kalsium harus pada kondisi optimum. Dan kondisi optimum tersebut akan terjadi dimana imbangan (rasio) kalsium dan fosfor pada kondisi yang tepat. Disamping itu perlu dikurangi ikatan fosfor dan kalsium dengan asam fitat, karena ika- tan asan fitat membuat kalsium dan forsfor menjadi tidak tersedia (tidak dapat diserap oleh tubuh ternak)
Nutricell Eggshell
Nutricell Eggshell adalah suplemen nutrisi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas telur, khususnya untuk mutu kerabang. Kombinasi sempurna dari mineral organik (Ca, Mn dan Fe) serta Calcidiol dan Sodium butirat akan mengoptimalkan suplai trace elemen untuk produksi yang maksimal. Un- tuk menjamin ketersediaan mineral-mineral tersebut, Nutricell Eggshell ditambahkan enzim fitase generasi terbaru. Serta untuk melengkapi kesempurnaan produk, Rovimix HyD (calcidiol) ditambahkan untuk menjamin level plasma vitamin D3 dalam darah.
Penelitian terkini (Gambar 1; Gambar 2; dan Gambar 3) menunjukkan bahwa suplementasi Nutricell Eggshell yang dimulai dari periode grower (atau 2 minggu sebelum waktu bertelur) akan mempertahankan kondisi puncak bertelur yang lebih lama, dan juga akan menghasilkan telur-telur dengan kerabang yang lebih baik pada kondisi setelah puncak (setelah 48 minggu). Pemberian Nu- tricell Eggshell dengan dosis 1 kg/ton pakan direkomendasikan bagi ayam petelur yang berumur 16 minggu sampai 48 minggu, untuk kemudian dosis dapat diturunkan menjadi 500 gram/ton pakan.
Suplementasi Nutricell Eggshell akan memberikan kepadatan tulang yang lebih tinggi sehingga menjamin ketersediaan mineral sepanjang masa produksi telur. Nutricell Eggshell diproduksi oleh DSM Nu- tritional Products, produsen vitamin terbesar di dunia. Dengan dukungan jaringan premix yang terbesar, dan gugus kendali mutu yang terdepan, membuat produk Nutricell Eggshell menjadi produk yang terpercaya karena diproduksi dengan menganut gugus kendali mutu tertinggi yaitu ISO, HACCP dan FAMI-QS.
[/spb_text_block]Share This to Your Platform!
Contact us
NUTRICELL Head Quarter
CIBIS NINE 12th Floor, Unit G1
Jl. TB Simatupang No. 2 JAKARTA 12560
INDONESIA
nutricell@nutricell.co.id
www.nutricell.co.id
Related Post
At Nutricell,
we believe in creating a better world through science and innovation,
for our customers, our partners, and the planet