Daging sapi merupakan salah satu sum- ber protein hewani yang diminati oleh pasar. Menurut kajian Badan Pusat Statistik (BPS), total kebutuhan daging pada 2019 mencapai 686.270 ton. Sedangkan kebu- tuhan daging sapi sebanyak 2,56 kilogram per kapita per tahun. Diharapkan konsumsi daging sapi per kapita akan meningkat, mengingat saat ini Indonesia tengah dilanda pandemik Covid-19, seiring dengan bertambahnya minat konsumen terhadap daging sapi sebagai salah satu sumber protein hewani.
Guna menangkap peluang ini, sektor peternakan sapi perlu melakukan strategi dalam menjawab permintaan pasar terhadap daging sapi, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Perlu diketahui bahwa mayoritas se- lera konsumen Indonesia terhadap daging sapi sedikit berbeda dengan negara lain, misalnya Australia. Konsumen Indonesia pada umumnya menggemari daging sapi yang lean (sedikit lemak), sehingga deposisi marbling atau lemak intramuskular tidak menjadi penilaian utama dalam pemilihan daging oleh konsumen. Hal ini sangat berbeda dengan Australia, yang mana sebagian besar jumlah daging akan diolah menjadi steak, sehingga deposisi marbling menjadi salah satu faktor yang menarik dan diperhatikan karena memberikan aroma dan rasa juicy.
Dalam rangka memenuhi selera konsumen Indonesia akan daging sapi yang sedikit lemak, diperlukan usaha dan teknik khusus dalam hal manajemen pakan dan pemberian suplemen untuk ternak sapi feedlot. Pada manajemen feedlot, fase finisher merupakan masa yang tepat untuk pemberian suplemen yang dapat meningkatkan efisiensi metabolisme lemak dan karbohidrat. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk membentuk komoditas daging rendah lemak (lean meat).
Sebagai perusahaan yang berdedikasi terhadap nutrisi ternak, PT. Nutricell Pacific melakukan inovasi dalam hal pembentukan kualitas daging sapi sesuai dengan standar pasar lokal. Rumimax® (KEMENTAN RI No. D. 18125765 FTS) merupakan produk suplemen yang diperuntukkan bagi ternak ruminansia, baik sapi pedaging maupun sapi perah. Rumimax® diperlukan untuk me- ningkatkan efisiensi metabolisme lemak dan karbohidrat, yang meru- pakan bahan baku pembentukan energi bagi tubuh. Rumimax® terdiri dari multivitamin, mineral serta beberapa komponen penting seperti Niacinamide, Chromium, dan L-Carnitine.
Chromium mendukung metabolisme lemak dan karbohidrat dalam tubuh. Selain itu, chromium membantu menekan kortisol dalam darah. Kortisol merupakan hormon yang dapat menghambat kinerja insulin. Seperti yang diketahui bahwa insulin bekerja untuk membantu tubuh dalam peng- gunaan glukosa dari karbohidrat pakan sebagai energi untuk keperluan metabolisme tubuh. Sehingga tertekannya insulin oleh kortisol dapat berakibat pada terganggunya serapan karbohidrat di dalam tubuh. Selaras dengan fungsi chromium, L-Carnitine berfungsi dalam mendukung transpor asam lemak ke dalam mitokondria sel.
Mitokondria merupakan bagian sel yang berperan sebagai house of energy, sehingga asam lemak di dalam mitokondria akan diproduksi menjadi energi yang kemudian dimanfaatkan oleh tubuh ternak. Pada sapi perah pun diperlukan L-carnitine untuk meningkatkan efisiensi metabolisme energi, khususnya pada masa kebuntingan dan laktasi. Multivitamin serta mineral berperan penting dalam peningkatan respon imun, proliferasi sel serta sebagai senyawa antioksidan (pe- nangkal radikal bebas). Dosis Rumimax® yang direkomendasikan ada pada rentang 500 ppm hingga 1000 ppm.
[/spb_text_block]Share This to Your Platform!
Contact us
NUTRICELL Head Quarter
CIBIS NINE 12th Floor, Unit G1
Jl. TB Simatupang No. 2 JAKARTA 12560
INDONESIA
nutricell@nutricell.co.id
www.nutricell.co.id
Related Post
At Nutricell,
we believe in creating a better world through science and innovation,
for our customers, our partners, and the planet