Inovasi Membasmi Vektor Penyakit
Nutricell berkolaborasi dengan BASF menghasilkan produk inovatif untuk memberantas vektor penyakit di kandang
Vektor penyakit seperti lalat, nyamuk dan tikus menjadi salah satu faktor pem- bawa virus dari luar ke dalam kandang. Akibatnya virus tumbuh dan berkembang menjadi penyakit menular. Tak ayal menjadi ancaman bagi kelangsungan industri peter- nakan unggas komersial, seperti broiler (ayam pedaging) dan layer (ayam petelur). Nutricell sebagai salah satu perusahaan distributor nutrisi ternak dan obat hewan telah bekerja sama dengan BASF dalam mengembangkan produk untuk membasmi vektor penyakit.
Presiden Direktur PT Nutricell Pacific, Suaedi Sunanto dalam acara Innovation Dinner Nutricell berkolaborasi dengan BASF menghasilkan produk inovatif untuk memberantas vektor penyakit di kandang bertemakan “The New Ally in Fight Against Flies” yang digelar di Hotel Santika Premiere ICE BSD (04/9), mengatakan salah satu fokus produk Nutricell membentengi kesehatan hewan ternak dengan cara mencegah tumbuh kembangnya media (vektor) virus di lapangan. Karena, vektor inilah menjadi penyakit menu- lar pada hewan ternak serta dari hewan ke manusia. “Kami bekerja sama dengan BASF dalam berkontribusi menyediakan produk protein hewani berkualitas. Selain itu, menekan biaya produksi dalam pemeliharaan,” ujarnya.
Senior Business Manager Plantations/ Professional & Speciality Solutions BASF, Hans Athaide menjelaskan BASF memiliki 10.000 karyawan di seluruh dunia. Berdedikasi tinggi dalam pengembangan dan penelitian. Sebanyak 3.000 proyek pene- litian bekerja sama de- ngan 600 universitas, lembaga riset, mitra kerja sama industri dan usaha bersama yang berteknologi tinggi.
Ia menuturkan, BASF peringkat pertama dalam hal Patent Aset IndexTM, karena telah mengajukan sebanyak 800 – 1.000 hak paten sepanjang 2015 – 2017. Berdasarkan survei dari Bos- ton Consulting Group Global Innovation Survey, 2017 yang dirilis pada 2018, BASF mendapat peringkat ke-23 perusahaan paling inovatif di dunia. Lebih dari $ 10.5 milyar nilai penjualan dari produk inovasi diluncur- kan ke pasar dalam jangka waktu 5 tahun. “Fakta dan angka ini mencakup semua divisi operasi BASF, termasuk solusi pertanian,” tegas Hans.
Saat ini BASF, sambungnya memiliki produk Strom® 0.005BB Rodentisida yang mengendalikan hama tikus di kandang ayam. Selanjutnya Fendona® 15 C untuk membasmi serangga seperti kecoa, lalat dan nyamuk yang bersarang di gudang. Kemudian Pestisida Seclira® 40 SG yang mengendalikan vektor penyakit lalat di kandang. “Reaksinya cepat membunuh, mengurangi bahan aktif yang berisiko dan Mode of Action (MoA). Produk masa depan terbaru kami adalah Selontra® Soft Bait yang memiliki keunggulan berbahan aktif alami,” sebutnya.
Hans menyampaikan, Strategi paling efektif dalam memerangi hama dengan mem- basmi sarang utama berkumpulnya vektor penyakit. Elemen penting dalam mengelola resistensi pestisida yaitu penggunaan secara bergantian, rotasi atau berurutan sesuai kelas- kelas pestisida MoA yang berbeda. “Namun pengguna harus menghindari resistensi dalam penggunaan pestisida berulang,” sarannya.
Kolaborasi Teknologi
Rachmat Pambudy praktisi peternakan menyebutkan Nutricell dan BASF membantu dalam hal teknologi untuk pemeliharaan ayam di kandang. Kolaborasi Nutricell dan BASF merupakan sarana berbagi ilmu pengetahuan dan teknologi di industri global yang berkom- peten di bidangnya. Salah satunya, inovasi produk kesehatan hewan dalam mengendalikan vektor penyakit yang menular guna menjaga keamanan dan keberlanjutan hewan ternak. Sehingga menciptakan keamanan dan keber- lanjutan pangan bagi masyarakat.
Nutricell mempunyai pengalaman dalam memberikan solusi-solusi di bisnis peternakan tanah air. Keberhasilan Nutricell memberikan produk-produk yang terbaik dengan tidak hentinya dan terus berinovasi. Termasuk inovasi dalam menghasilkan produk untuk mengatasi vektor penyakit kumbang. “Inovasi seperti yang dihadirkan Nutricell bersama BASF akan menjawab berbagai hal tantangan di la- pangan agar ayam tetap sehat,” jelas Rachmat.
Di sisi lain inovasi peternakan didorong oleh kemajuan genetik ternak ayam yang lebih modern. Nutricell menciptakan produk ternak yang sehat, produktif, dan efisien dalam meningkatkan berat badan hidup ayam. TRachmat menerangkan, pada saat peternak mem- produksi 2 kilogram bobot hidup broiler. Maka diperlukan waktu 35 hari dengan Feed Conversion Ratio (FCR) 1,6 per ekor. Namun inovasi genetik broiler ini harus diimbangi de- ngan perbaikan kualitas pakan dan manajemen pemeliharaan.
Rachmat berharap, produk baru dari Nutri- cell mendapat sambutan antusias dari pe- ternak. Terutama dalam pengenda- lian vektor penya- kit di lapangan. Sehingga produksi dan kualitas produk dapat meningkat. “Mudah-mudahan produk baru Nutri- cell atas kerjasama dengan BASF dapat berkembang,” ung- kapnya.
Suaedi menam- bahkan inovasi produk pendukung di industri peternakan menjadi kunci atas keberhasilan bisnis dari waktu ke watu. Dan industri peternakan akan terus bergerak lebih cepat. Apa pun segmentasi industri di sektor peter- nakan, harus menghasilkan produk protein hewani aman dan sehat. Sehingga produk peternakan memberikan pandangan yang baik di masyarakat, seperti industri peternakan di negara maju. “Kami salah satu di antaranya yang mengembangkan industri peternakan di negara maju,” klaimnya.
Nutricell melakukan percobaan perbanding- an antara ayam sehat dengan ayam terserang penyakit. Ayam sehat menunjukkan asam amino meningkat, sebaliknya ayam kurang sehat sulit mengembalikan walaupun kualitas pakan ditingkatkan. Bagaimana kita menjaga ayam tetap prima. “Kami membuat program NICO yang mempunyai kepanjangan dari Nutricell Intestinal Calculator And Optimizer. Intinya membandingkan usus ayam di closed house (kandang tertutup) dengan ayam di kandang peternak mitra yang open house (kandang terbuka),” paparnya.
Kejasama BASF dan Nutricell
Nutricell adalah perusahaan produsen dan distributor obat hewan yang berbasis di Jakarta. Dalam perkembangannya Nutricell mengembangkan aplikasi teknologi peternakan. Nutricell mempunyai fasilitas laboratorium teknis yang dilengkapi dengan peralatan modern seperti NIRs (Near Infrared Spectrophotometer), HPLC and Minolta Color Spectrometer. Sementara itu BASF adalah perusahaan kimia terbesar dunia yang berbasis di Jerman. Inovasi yang dikembangkan oleh BASF akan menghasilkan molekul-molekul baru baik dalam hal peternakan maupun kesehatan hewan, diantaranya adalah produk pengendalian serangga. Inovasi produk baru yang lebih efektif, aman dan ramah lingkungan ini akan dikembangkan lebih lanjut oleh Nutricell agar dapat diaplikasikan dengan lebih mudah (user friendly).
Melalui kerjasama ini, BASF menunjuk Nutricell sebagai distributor ekslusif untuk produk Seclira, sedangkan khusus untuk sektor peternakan Nutricell akan mendistribusikan produk (1) Seclira (2) Fendona, dan (3) Storm. Seclira dan Fendona adalah produk pengendalian hama dan serangga, khususnya lalat, kutu dan serangga kandang serta serangga gudang. Sedangkan Storm adalah produk untuk pengendalian hama tikus, yang berupa umpan.
[/spb_text_block]Share This to Your Platform!
Contact us
NUTRICELL Head Quarter
CIBIS NINE 12th Floor, Unit G1
Jl. TB Simatupang No. 2 JAKARTA 12560
INDONESIA
nutricell@nutricell.co.id
www.nutricell.co.id
Related Post
At Nutricell,
we believe in creating a better world through science and innovation,
for our customers, our partners, and the planet